HIPNOTIS
YANG TIDAK HIPNOTIS
(Analisis
Semiotika Musik Video Klip Lagu “Hipnotis” Oleh Indah Dewi Pertiwi)
Oleh
: Sumarni Bayu Anita, S.Sos, M.A
Abstrak
Tulisan ini
berusaha mengungkapkan analisis semiotika musik video klip lagu “Hipnotis” yang
dinyanyikan oleh Indah Dewi Pertiwi (IDP) yang muncul di tahun 2011 lalu.
Dengan fokus pada persoalan pemaknaan pesan yang terkandung di dalam video klip,
dari hasil penelitian ini dipahami bahwa video klip sebuah lagu, termasuk pada video klip lagu “Hipnotis” yang dinyanyikan oleh
Indah Dewi Pertiwi (IDP) menjadi bagian yang tak terpisahkan dari penciptaan makna yang sengaja
ingin disampaikan oleh pembuat video klip meski bahkan tak berjalan senada
dengan syair lagu. Video klip ikut menjadi perumus pemaknaan, dan video klip lagu “Hipnotis” yang dinyanyikan oleh
Indah Dewi Pertiwi (IDP) ini tak pelak turut mengkonstruksi pesan yang
berkaitan dengan pelestarian bumi yang tersusun apik berdasarkan tema, citra
dan makna simbolik yang ada di video klip tersebut.
A. PENDAHULUAN
A.1.
Latar Belakang
“Sinkronisitas antara gambar dan bunyi itu tidak semata-mata literal. Kalau
itu terjadi, itu malah buruk!” Kalimat tersebut adalah
jawaban lugas yang terucap oleh dosen Semiotika Media, Drs. Kris Budiman, M.
Hum, saat saya bertanya tentang video klip Hipnotis-nya Indah Dewi Pertiwi (IDP) yang tidak sinkron
dengan lirik lagunya, Rabu, 20 Mei 2011 lalu. Saat itu saya masih kuliah di
Program Studi Kajian Budaya dan Media Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta. Penasaran dengan pernyataan itu,
saya pun membeli DVD penyanyi kelahiran Bogor, 31 Januari 1991 yang memuat
video klip yang dimaksud saat tengah berbelanja di Progo Swalayan – Yogyakarta
di hari yang sama. Hal ini karena sebelumnya, video klip IDP yang berdurasi 8
menit 16 detik itu hanya pernah saya lihat melalui media televisi dan itupun
tidak sering. Video klip Hipnotis-nya IDP ini merupakan versi terbaru karya
Anggy Umbara Film, setelah video klip sebelumnya dibuat dengan
menampilkan scene Budi Anduk di dalamnya.
Usai berulang kali memperhatikan video klip Hipnotis penyanyi yang ketika launching album
Hipnotis Repackaged-nya ini membawa 3.000 penari untuk menari bersama dalam
aksi panggungnya melalui DVD player, saya hanya
termanggut-manggut. Benar juga, saat kita fokus memperhatikan, justru video
klip Hipnotis IDP sangat memperhatikan harmoni antara derap bunyi musik
(akustik) dengan visualisasi video klipnya. Saya kemudian tertarik untuk
mengkajinya dalam sudut pandang semiotika musik.
A.2. Semiotika Musik
Musik adalah bentuk seni yang melibatkan penggunaan bunyi secara
terorganisir melalui kontinum waktu tertentu. Musik memainkan peran dalam tiap
masyarakat, memiliki sejumlah besar gaya, dan tiap gaya merupakan ciri dari
wilayah geografis atau sebuah era sejarah. Oleh karenanya, ditekankan bahwa
konteks sosial tempat bunyi itu muncul ikut menentukan apakah bunyi tersebut
dapat dianggap sebagai musik atau tidak.
Secara general, semiotika musik terdiri dari dua kajian, yakni musical
sign (akustik) dan musical notations (grafis/visual).
Kalau ingin dipersempit, maka kajian semiotika musik memang cukup yang akustik
saja. Menurut Marcel Danesi, dalam bukunya Pesan, Tanda, dan Makna,
Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (2011:196),
ada tiga tingkatan seni musik, yakni musik klasik, musik tradisional, dan musik
populer. Kalau ingin mengklasifikasikan lagu-lagu penyanyi yang bernaung di
bawah label Keci Record milik Bebi Romeo ini, maka ia akan masuk di tingkatan
ketiga, yakni musik populer. Hal ini karena definisi musik populer itu sendiri
adalah musik yang dibawakan oleh kalangan profesional, disebarkan melalui media
elektronik (radio, televisi, album rekaman, film) dan dikonsumsi oleh
masyarakat luas.
A.3. Metodologi Penelitian
Berdasarkan tulisan Creswell (2010), maka penelitian ini termasuk
penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan strategi penelitiannya adalah
analisis semiotika musik secara studi kasus. Hal ini karena peneliti ingin
memahami bagaimana persoalan pemaknaan pesan yang
terkandung di dalam video klip lagu “Hipnotis” yang dinyanyikan oleh Indah Dewi
Pertiwi (IDP) yang dipahami menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari penciptaan makna yang sengaja ingin
disampaikan oleh pembuat video klip meski bahkan tak berjalan senada dengan
syair lagu. Data primer dari
penelitian ini sendiri adalah rekaman video klip lagu “Hipnotis”
yang dinyanyikan oleh Indah Dewi Pertiwi (IDP) yang VCD lagunya sendiri dibeli
di pusat perbelanjaan. Dari VCD tersebut lalu ditonton dan kemudian dilakukan
analisis sesuai metode yang digunakan yakni metode semiotika musik.
B. PEMBAHASAN
Dipahami sebelumnya
bahwa secara general, semiotika musik terdiri dari dua kajian, yakni musical
sign (akustik) dan musical notations (grafis/visual).
Maka dari itu dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk melihat penerapan
kedua hal tersebut dalam video klip “Hipnotis” milik Indah
Dewi Pertiwi (IDP). Adapun sebelum membahas dua hal tersebut, berikut ini lirik
lagu beserta chord gitar dari lagu tersebut:
Lirik Lagu Indah Dewi Pertiwi -
Hipnotis | Chord Gitar Hipnotis
Kamu suruh datang, mau
Kamu suruh pergi, mau
Kamu suruh diam, mau
Mau maunya
Kamu suruh diam, mau
Mau maunya
[intro] Em
Em
Diciumi kamu, mau. Diduain juga, mau
Em
Dicuekin juga, mau. Mau maunya
Diciumi kamu, mau. Diduain juga, mau
Em
Dicuekin juga, mau. Mau maunya
[chorus]
Em D
Am B
Kamu... Apakan aku jadinya begini
Em D C B D
Rasanya seperti kamu hipnotis aku
Kamu... Apakan aku jadinya begini
Em D C B D
Rasanya seperti kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu janji ini, mau. Kamu beri itu, mau
Em
Dibohongin juga, mau. Mau maunya aku
Em
Kamu suruh datang, mau. Kamu suruh pergi, mau
Em
Kamu suruh diam, mau. Mau maunya
Kamu janji ini, mau. Kamu beri itu, mau
Em
Dibohongin juga, mau. Mau maunya aku
Em
Kamu suruh datang, mau. Kamu suruh pergi, mau
Em
Kamu suruh diam, mau. Mau maunya
[chorus]
Em D
Am B
Kamu... Apakan aku jadinya begini
Em D C Bm D
Rasanya seperti kamu hipnotis aku
Kamu... Apakan aku jadinya begini
Em D C Bm D
Rasanya seperti kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
[int] Em
[chorus]
Em D
Am B
Kamu... Apakan aku jadinya begini
Em D C Bm D
Rasanya seperti kamu hipnotis aku
Em D Am B
Kamu... Apakan aku jadinya begini
Em D C Bm D
Rasanya seperti kamu hipnotis aku
Kamu... Apakan aku jadinya begini
Em D C Bm D
Rasanya seperti kamu hipnotis aku
Em D Am B
Kamu... Apakan aku jadinya begini
Em D C Bm D
Rasanya seperti kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu... Kamu hipnotis aku
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu hipnotis aku
Em
Kamu, kamu... Kamu hipnotis aku
B.1. Kajian Musical Sign (Akustik)
Dari lirik
di atas, lagu Hipnotis yang dinyanyikan oleh Indah Dewi Pertiwi inipun
dikolaborasikan dengan bunyi dan gambar melalui tampilan sang penyanyi beserta
latar belakang dari setiap gambar yang diambil. Dengan durasi yang tadi sudah
dikatakan, yakni selama 8 menit 16 detik, ada sebuah cerita yang terjalin yang
kesemuanya mencoba untuk menyampaikan pesan dibalik pesan dari yang ada dalam
lirik lagu itu sendiri.
Dari telaah
yang sudah dilakukan atas video klip, adapun keunggulan video klip Hipnotis - IDP
ini, menurut saya adalah peralihan gambar yang selaras mengikuti parafrase
bunyi dengan sinkronisitas antara gambar dan bunyi yang
tidak literal. Artinya ini memang bukan video klip kacangan, seperti ketika
lirik lagu mengatakan aku terjatuh, maka visualisasi video klip adalah aksi
orang tengah jatuh. Bahkan dosen saya, Pak Kris tadi, sangat antipati dengan
kebanyakan video klip lagu-lagu Indonesia dewasa ini yang menurutnya begitu
mengikuti kebutuhan industri semata, begitu dangkal sehingga tidak lagi mempunyai
nilai lebih agar semiotika musik dapat mengkajinya.
Secara akustik, nilai lebih video klip Hipnotis IDP ini sangat terlihat
pada usaha visualisasi robot yang bertransformasi dan menari. Kesan modern
digital dalam gerakan-gerakan IDP yang masih terperangkap dalam balutan
rekayasa robot masa depan yang begitu apik, termasuk adanya visualisasi liukan
tubuh saat bunyi mengalami perubahan dari nada tinggi ke nada rendah maupun
sebaliknya.
Untuk memahami kajian akustik semiotika musik dari contoh kasus video klip
Hipnotis-nya IDP ini, coba perhatikan saja lirik lagunya. Representasi saya,
penyanyi yang pernah berduet dengan Sandhy Sondoro di lagu “Gejolak Cinta” ini
bercerita tentang cinta matinya kepada seseorang yang membuatnya seolah
terhipnotis sehingga apapun yang diinginkan oleh sang kekasih ia (IDP) mau
memenuhi. Namun kalau mendengarkan bunyi dari komposisi musiknya, jelas akan
terdengar hentak musik yang bersemangat. Hal ini berkebalikan dengan isi lirik.
Ia tidak sedih, tidak juga terluka seperti yang coba digambarkan pada lirik.
Hal ini mengingatkan kita pada Requiem-nya Mozart yang menyajikan lagu
pengiring kematian (pemakaman) dengan irama yang menghentak, bersemangat.
Dari sini, secara semiotika musik, kita memahami bahwa ada makna lain yang
ingin diberikan oleh para penggubah musik itu. Kalau Mozart menggambarkan
semangat kebangkitan kembali setelah mati, IDP pun coba menunjukkan adanya
kesadaran penuh meski hati diliputi (baca: dibutakan) oleh perasaan cinta.
Artinya, sebenarnya ia tidaklah benar-benar dalam kondisi cinta mati, atau
dengan kata lain IDP tidaklah benar-benar terhipnotis atas pesona kekasihnya
atau tidaklah benar-benar terhipnotis atas kungkungan perasaan cintanya
tersebut.
B.2. Kajian Musical Notations (Grafis/Visual)
Selanjutnya, untuk memahami kajian visualnya, kita dapat melihat dari
keseluruhan video klip Hipnotis-nya IDP ini. Sekali lagi, cukup gambarnya saja!
Kalaupun ingin diharmonikan dengan lagu, cukuplah dengan bunyi, tapi jangan
sekali-kali melirik liriknya. Ia memang tidak literal, dan ini merupakan hal
yang bagus dan patut dicontoh oleh para penyanyi lain yang ingin membuat video
klip yang berkelas.
Video klip Hipnotis-nya IDP memang terdiri dari beberapa scene yang
kompleks. Diawali dengan penampilan IDP di depan air terjun yang curam, lalu
diganti dengan visualisasi 3D yang menggambarkan robot yang tengah menari,
kemudian tayangan jatuhnya meteor dan kejadian tsunami, dan berlanjut dengan
“kekuasaan” IDP yang mampu menari dengan para dancer-nya dengan
berpindah-pindah tempat. Tempat-tempat yang dikatakan IDP itu masih berada di
kawasan Indonesia, yakni di Bali, Air Terjun Sendang Gile Lombok, Teluk
Jakarta, dan Tanjung Aan Lombok. Video klip yang dibuat selama 11 hari di 9
lokasi ini memang didukung dengan berbagai perlengkapan mumpuni, seperti kapal
induk, helikopter, gedung pencakar langit dan juga dancer dari
Korea Selatan.
Secara ekonomi politik, IDP yang juga memiliki blog pribadi ini membuka fakta bahwa video klipnya itu menelan dana lebih
dari Rp 1 milyar. IDP seolah melemparkan pesan yang
ingin kita tangkap bahwa IDP sebagai pemain anyar (saat tahun 2011) di dunia
musik Indonesia ingin langsung mendapatkan tempat di benak kita selaku konsumen
atau penikmat musik sebagai penyanyi yang totalitas dalam berkarya dan enerjik.
Namun, jika kembali secara kajian visualisasi semiotika musik, ada pesan lain
yang ingin IDP sampaikan kepada orang-orang yang menikmati video klipnya.
Mungkin adanya teks di beberapa scene video klipnya
membantu kita untuk lebih cepat menangkap pesan dari IDP tersebut,
yakni:
Bagian Awal:
We are nothing but aliens
Invading the planets with lust and technology
We are nothing but aliens
Invading the planets with lust and technology
Bagian Akhir:
The remotes within ourselves the world is in your hand
Reserve the damage, save the planet!
The remotes within ourselves the world is in your hand
Reserve the damage, save the planet!
Adapun kata kunci ada
pada kata terakhir, “Save the Planet!”. Bahwa bumi dengan
segala keindahannya, yang dibuktikan IDP dengan menunjukkan beberapa tempat
eksotis di video klipnya itu harus selalu kita jaga. Terlepas dari adanya
ancaman dari mahluk luar angkasa ataupun semakin tingginya kemampuan teknologi
yang dimiliki manusia, bumi tetap harus dihipnotis (baca: dipelihara) dalam
kondisi normal. Sehingga kalaupun bencana alam terjadi dan menyebabkan
kehancuran atas bumi ini, itu bukanlah lagi karena kesalahan kita. Namun
benar-benar memang waktu yang membuatnya harus menjadi hancur sesuai takdirnya.
C. PENUTUP
C. PENUTUP
Terlepas dari usaha kita
dalam memahami isi video klip Hipnotis-nya IDP atau dengan kata lain me-review dari kacamata semiotika
musik, tetap saja, semoga apa yang dilakukan IDP tidaklah sia-sia. Harus diakui
bahwa selain dari sisi video klip ia memberikan pesan yang sangat positif,
secara dasar ia pun memiliki suara yang bagus, wajah yang cantik, dan kemampuan
koreografi yang mumpuni, yang secara keseluruhan akan mendukungnya menghasilkan
karya-karya yang berkualitas. Maka tak heran jika pada tahun 2011 lalu, IDP
sukses mendapatkan dua penghargaan, yaitu sebagai pemenang nominasi Album Solo
Pendatang Baru Ngetop SCTV Music Award dan The Most Sensational Artis dari
Majalah Rollingstones. Dari sisi
pesan yang ingin disampaikan, video klip ikut menjadi perumus pemaknaan, dan video
klip lagu “Hipnotis” yang dinyanyikan oleh Indah Dewi Pertiwi (IDP) ini tak
pelak turut mengkonstruksi pesan yang berkaitan dengan pelestarian bumi yang
tersusun apik berdasarkan tema, citra dan makna simbolik yang ada di video klip
tersebut.
Daftar Pustaka
Anita, Sumarni Bayu. 2011. Hipnotis Yang Tidak Hipnotis. http://nitastory.blogspot.co.id
(diakses tanggal 3 Januari 2015).
Cresswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda, dan
Makna, Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.
Catatan: Artikel di atas sudah dimuat dalam Jurnal Ilmu Komunikasi "PUBLISITAS" Volume 4, Nomor 4, Juni 2015 dengan Penerbit STISIPOL Candradimuka Palembang
Catatan: Artikel di atas sudah dimuat dalam Jurnal Ilmu Komunikasi "PUBLISITAS" Volume 4, Nomor 4, Juni 2015 dengan Penerbit STISIPOL Candradimuka Palembang